KEDISIPLINAN BERBAHASA CERMIN BANGGA BERBANGSA

Oleh: Sofhie Suhartini, S.S.,M.Pd.

     Konteks penggunaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat.

     Menanamkan kedisiplinan berbahasa Indonesia selalu merasa bangga dengan menggunakan Bahasa baku, berdisiplin menggunakan Bahasa baku. Sikap bertanggung jawab atas perkembangan Bahasa Indonesia, sikap lebih suka menggunakan kosakata Bahasa Indonesia dibandingkan dengan menggunakan kosakata Bahasa.

     Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi nonformal seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat. Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “. Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain-lain, menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian Bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

  1. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang disampaikan
  2. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana tempat, atau waktu Bahasa
  3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kedudukan
  4. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, Televisi
  5. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat, televisi, radio, dan surat.

 

     Kedisiplinam berbahasa adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan Berbahasa ialah pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam Bahasa Indonesia dengan memperhatikan dan kondisi pemakaiannya. Termasuk di dalamnya kedisiplinan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

     Sikap disiplin berbahasa ialah selalu merasa bangga dengan menggunakan Bahasa baku, berdisiplin menggunakan Bahasa baku. Sikap bertanggung jawab atas perkembangan Bahasa Indonesia, sikap lebih suka menggunakan kosakata Bahasa Indonesia dibandingkan dengan menggunakan kosakata Bahasa.

     Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam Bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Mari kita buktikan berbangga terhadap bangsa dengan berdisiplin berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Leave a comment

Sign in to post your comment or sine up if you dont have any account.